Deputy Secretary Bali Tourism Board (BTB) Freddy SPS mengatakan setidaknya lima hotel premium disiapkan untuk travel bubble. Secara total, BTB mencatat 63 hotel untuk karantina di Bali, yang sudah mendaftar sebagai hotel bubble ada 21.
“Dan dari 21 hotel tersebut, ditunjuk 5 hotel dengan konsep bubble di tahap pertama ini, dengan nama paket yang disepakati Warm Up Vacation,” ujar Freddy saat dihubungi pada Selasa, 1 Februari 2022.
Hotel yang siapkan untuk travel bubble antara lain:
- The Westin Nusa Dua
- Grand Hyatt
- Royal Tulip Springhill Jimbaran
- Griya Santrian Sanur
- Viceroy Bali Ubud
Paket wisata “Warm Up Vacation” lima hotel tersebut juga disiapkan dan dipatok harga yang bervariasi. Ia mengatakan harga mulai dari Rp 7,3 juta – Rp 18 juta per orang. Aktivitas dan tujuan wisata juga disiapkan beraneka ragam oleh biro perjalanan terkait.
“Lima hotel yang masuk karantina hotel bubble atau (karantina) di kawasan hotel. Karena, hotel-hotel itu rata-rata bintang lima,” kata Kepala Bidang (Kabid) Pemasaran Pariwisata dari Dinas Pariwisata Bali, Ida Ayu Indah saat dihubungi, Senin (31/1).
Dia menyebutkan, untuk lima hotel itu menyiapkan fasilitas yang berbeda antara tamu regular dengan tamu karantina. Seperti, tempat kolam renangnya dan tempat makannya pun berbeda.
“Kemudian, karyawan hotel itu tidak pulang ke rumahnya dia tinggal di hotel itu. Dia ikut dikarantina untuk menjaga penyebaran Covid-19. Makannya, harganya agak mahal,” imbuhnya menjelaskan soal hotel karantina di Bali.
Dia menyebutkan, untuk harga selama 7 hari karantina dipatok sekitar Rp12 juta. Namun, harga tersebut baru dirperkirakan bila memang masih aturan bagi pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) masih berlaku 7 hari karantina.
Namun, bila nantinya berubah ke lima hari karantina bagi PPLN pihaknya belum mengetahui berapa harga hotel bubble karantina bagi wisatawan mancanegara.
“Tidak tahu, belum ada info dari industri (harga bila lima hari karantina). Tapi itu untuk (penerbangan Jepang) Narita itu kan 3 Februari, itu masih berlaku 7 hari, itu sekitar Rp12 juta. Itu lengkap biaya laundry, makan tiga kali, termasuk biaya PCR tes sudah termasuk asuransi, termasuk kerjasama dengan rumah sakit rujukan Covid-19,” jelasnya.
Dia mengutarakan, untuk biaya karantina itu dibiayai sendiri oleh wisatawan mancanegara yang datang ke Bali dan harga Rp12 juta itu sudah per paket saat karantina di hotel.
“Mereka bayar sendiri. Itu beda-beda hotel, beda hotel beda harga sekitar Rp12 juta per paket. Jadi hotel bubble, dia di karantina di kawasan hotel, boleh keluar kamar, boleh berenang dan boleh makan di luar (kamar hotel),” ujarnya.
Dia juga menyampaikan, dengan adanya dua maskapai yang melakukan penerbangan langsung dari Singapura dan Jepang ke Bali tentu ada rasa optimis akan kedatangan wisatawan mancanegara ke Pulau Dewata. Kendati, saat ini di berbagai negara masih ada varian baru omnicron.
“Iya tetap optimis karena prokes di Bali cukup bagus, disiplin masyarakat tetap jalan. Jadi, kita tetap optimis walaupun pintu masuk untuk PPLN sudah dibuka di Bali, kita tetap optimis tidak terjadi lonjakan kasus di Bali,” harapnya.
Kegiatan selama karantina juga disiapkan selama di hotel. Setelah itu para wisatawan bisa memilih paket tujuan wisata yang disediakan biro perjalanan.
Persiapan ini seiring dengan lampu hijau dari pemerintah yang membuka penerbangan internasional ke Bali mulai 4 Februari 2022. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, secara resmi memberikan pernyataan tersebut.
“Hal ini dimaksudkan untuk kembali menggencarkan ekonomi Bali yang sudah cukup terdampak akibat pandemi ini. Namun, kami tetap akan melakukan pembukan secara bertahap bertingkat dan berlanjut,” ujar Luhut dalam konferensi pers virtual pada Senin, 31 Januari 2022.
Ia mengatakan, pemerintah memberi dua opsi tambahan untuk karantina PPLN, yakni karantina bubble dimulai di lima hotel terlebih dahulu dengan total 447 kamar. Serta enam kapal live on board yang sudah tersertifikasi CHSE oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (sumber artilkel berita Tempo dan Merdeka)